Awal Mula Masyarakat Indonesia Mengenal Gorengan

Makanan yang digoreng bukanlah makanan baru. Dalam buku "The History of Food" (2008), jenis makanan ini bahkan sudah ada di Mesir sejak 1200 SM. Berawal di Mesir, konsep gorengan menyebar ke seluruh dunia.

 

Tak heran jika ada berbagai jenis gorengan di seluruh dunia. Seperti tempura Jepang, Korea twigim, Inggris yang terkenal dengan fish and chips-nya, dan Amerika yang terkenal dengan ayam gorengnya. Bagaimana dengan gorengan Indonesia?

 

Di nusantara sendiri, gorengan ini dibawa oleh Tiongkok. Tiongkok memang memiliki pengaruh yang cukup besar dalam dunia kuliner Indonesia, dan mereka telah memperkenalkan berbagai jenis makanan seperti mie, bakso, nasi goreng dan gorengan, tidak terkecuali.

 

Baca juga : Mari lebih mengenal masakan peranakan di Indonesia

 

Cina memperkenalkan dua jenis penggorengan. Yaitu dengan menggunakan sedikit teknologi (kerabat) minyak. Dan juga menggoreng banyak minyak (zha). Teknik zha inilah yang menjadi dasar dari gorengan Indonesia.

 

Dulu, teknik memasak orang Indonesia hanya mengolah makanan melalui pengeringan, pengawetan, pengasapan, perebusan, dan pengukusan. Hal ini terlihat pada prasasti Jawa Kuno dan Bali Kuno.

 

Apalagi produksi minyak sawit Indonesia tidak tinggi. Setelah menggoreng minyak dalam jumlah besar, produksi minyak sawit mulai tumbuh.

 

Pada awal abad ke-20, minyak kelapa merupakan produk utama budidaya kelapa. Karena semakin diminati dan menjadi kebutuhan dalam negeri, minyak kelapa menjadi komoditas yang diperdagangkan.


Di Indonesia sendiri banyak jenis gorengan. Yang paling terkenal adalah ote-ote atau bahasa bakwan. Hidangan ini sering muncul di menu catering murah. Ini adalah adonan berbentuk bulat yang diisi dengan wortel, tiram, dan bahkan ayam.