Mengenal Sapo, Makanan Simpel nan Lezat

Sebagian besar kota Jakarta sudah diguyur hujan sejak pagi kemarin. Untuk itu makanan yang serba hangat layaknya sapo jelas benar-benar sesuai menjadi menu santap siang nanti. Tak hanya hangat gurih kuah kentalnya namun gabungan tofu dan sayuran fresh membuat sajian sehat ini tambah penuh gizi.

 

Sapo, yang lazim menjadi makanan di catering pernikahan merupakan hidangan asal negeri Cina ini kian popular. Nama sapo berasal dari pemakaian panci 'sapo' dengan sebutan lain claypot yang digunakan untuk memasak hidangan ini. Claypot tidak serupa bersama dengan mangkuk lainnya gara-gara terbuat dari bahan keramik. Keunggulannya mampu menaruh panas lebih lama dibanding panci biasa sehingga hidangan mampu selalu hangat sampai tetes terakhir.

 

Biasanya sapo punya banyak jenisnya layaknya sapo tahu, sapo seafood, sapo ayam, dll. Sapo kebanyakan segera dimasak didalam claypot bersama dengan gunakan egg tofu dengan sebutan lain jelas Cina yang bertekstur halus dan lembut. Agar tofu tak hancur kebanyakan digoreng asal terlebih dahulu.

 

Untuk pelengkap sapo kebanyakan ditambahkan sayur-sayuran layaknya wortel, jamur, sawi, brokoli, dll. Untuk sapo seafood kebanyakan ditambahkan pula aneka seafood layaknya cumi atau udang. Kuahnya yang gurih dan kental ini menjadi ciri khas hidangan sapo.

Mengenal Orek Tempe, Hidangan Manis Khas Tanah Jawa

Termasuk bahan makanan yang simple dan murah, tempe jadi salah satu tipe makanan favorit penduduk Indonesia. Hal ini terbukti berasal dari banyaknya resep masakan olahan tempe yang telah diciptakan dan dikreasikan bersama berbagai bahan makanan lainnya. Rasa gurih tempe sesungguhnya pas dipadukan bersama berbagai bumbu dan membuahkan hidangan lezat untuk menu sehari-hari.

 

Dari sekian banyak resep olahan tempe, ada salah satu sajian tempe yang kerap diolah dan digemari banyak masyarakat, tidak lain adalah orek tempe yang kerap disajikan bersama nasi tumpeng. Hidangan orek tempe ini menjadikan tempe yang dipotong dadu berukuran kecil selanjutnya ditumis bersama bumbu rempah dan bumbu khas lainnya. Mulai berasal dari bawang putih, bawang merah, daun salam, serai, lengkuas, garam, gula merah, dan juga cabai.

 

Hidangan oek tempe ini mempunyai cita rasa yang manis, gurih, dan sedikit pedas. Sajian orek tempe ini mampu dinikmati bersama satu piring nasi hangat sebagai menu sarapan atau makan siang. Bukan cuma itu, orek tempe juga biasanya dijadikan lauk pendamping yang tingkatkan sajian menu utama semakin lengkap.

 

Bagi Anda yang sedang mencari saran menu makanan sehari-hari, orek tempe mampu jadi pilihan yang tepat. Cara membuat orek tempe pun simple dan ringan dipraktikkan.

 

Bahan-bahan yang dibutuhkan pun terjangkau dan ringan didapat di pasar tradisional.

 

Baca juga : Tips Agar Bumbu Meresap ke Dalam Ayam Goreng

Resep Lemper, “Sushi” Kearifan Indonesia

Lemper merupakan sajian tradisional yang kebanyakan berisi daging ayam atau abon, dengan dibungkus pakai daun pisang. Sajian ini punya cita rasa yang begitu enak , enak dan istimewa, oleh gara-gara itulah banyak orang yang menyukai sajian yang satu ini, hingga umum disajikan di snack box jakarta.

 

 Lemper banyak dijual di pasaran, tetapi untuk mendapatkannya kamu tidak perlu senantiasa membelinya, gara-gara lemper bisa dibuat dengan mudah di rumah. Cara membuatnya memadai praktis dan resepnya sederhana. Berikut kita sajikan resep dan langkah membuat lemper ayam yang enak, enak dan istimewa. Resep lemper ayam

 

Bahan

 

200 gram beras ketan (bersihkan, rendam sepanjang 1 - 3 jam)

1 lembar daun salam

1 batang serai (memarkan)

Garam (secukupnya)

125 ml santan kelapa

Air (secukupnya)

Daun pisang (secukupnya, untuk membungkus)

 

Bahan Isi

 

200 gram daging ayam (buang tulangnya, rebus hingga matang, cincang halus)

500 ml air

1 batang serai (memarkan)

2 lembar daun salam

Garam (secukupnya)

Merica bubuk (secukupnya)

Kaldu ayam bubuk (secukupnya)

100 ml santan kelapa

Gula pasir (secukupnya)

6 siung bawang merah (haluskan)

4 siung bawang putih (haluskan)

Ketumbar (secukupnya, haluskan)

3 butir kemiri (sangrai, haluskan)

Minyak (secukupnya)



Cara Membuat Isi

Tumis bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri hingga harum. Masukkan garam, gula, batang serai, daun salam, kaldu ayam bubuk, merica bubuk dan daging ayam. Aduk-aduk hingga seluruh bahan tercampur rata. Jika sudah, masukkan santan kelapa lantas matang hingga santan kering. Jika sudah matang dan santan kering, angkat lantas sisihkan.

 

Cara Membuat Lemper

Tiriskan beras ketan yang sudah direndam. Kukus kurang lebih sepanjang 20 menit. Angkat.

Panaskan panci yang sudah diberi sedikit air. Masukkan beras ketan, batang serai, daun salam dan garam. Rebus hingga sedikit mendidih. Jika sudah, masukkan beras ketan ke dalamnya. Tambahkan santan kelapa dan matang sambil konsisten diaduk. Jika air sudah berkurang, angkat.

Kukus beras ketan yang sudah direbus hingga matang lebih kurang sepanjang 30 menit.

Ambil loyang, tempatkan 1/2 berat ketan di loyang sambil dipipihkan dan konsisten dipenyet-penyet. Berilah mengisi ayam di atas ketan dan ratakan.

Tutuplah loyang bersama sisa ketan yang masih 1/2 sambil dipipihkan terhitung dipenyet-penyet seperti sebelumnya.

Potong kecil panjang cocok selera lantas bungkus bersama daun pisang.

Lemper pun sudah menjadi dan saatnya untuk langsung dinikmati.

How to make crispy and delicious corn fried fritters

During this fasting month, fried foods remain a popular food for dining. Whether it's eating sahur, takjil snacks, or side dishes for friends to eat rice when breaking the fast. And one of the fries that is usually found is corn bakwan. Maybe you are even curious about how to make your own corn bakwan. The reason is that these fried foods are often sold in the takjil market and meal box.

 

Bakwan Corn is a fried dish made from crushed corn dough or a combination of wheat flour, shelled corn, and eggs. The seasonings also vary, because sometimes there are those who serve East Java-style corn bakwan with pepak seasoning (complete Javanese spices).

 

For those of you who want to make your own corn bakwan, here are some simple recipes that you can practice.

 

To make it more practical, the corn only needs to be combed. No need to mash it in a blender or pulverize it.

 

Material:

 

    5 tablespoons of flour

    3 Sweet corn, combed

    3 Celery stalks, finely chopped

    3 Grains of shallot, finely chopped

    2 finely chopped garlic cloves

    1 Small carrot, finely chopped

    1 Leek, finely chopped

    1 tablespoon rice flour

    1 egg

    Salt to taste

    Sugar to taste

    Enough water

    Right amount of oil

 

How to make simple corn bakwan:

 

    Mix all the ingredients, then pour the water a little at a time. Don't let the dough get too runny or too thick.

    Season the corn bakwan dough with salt and sugar to taste.

    Take 1 tablespoon of dough, then fry in hot oil until golden yellow.

 

That's how to make simple corn bakwan. Serve bakwan with chili sauce or as a side dish with rice.

also read : Recognize the Benefits of Corn, from Maintaining Eye Health to Digestion

Perbedaan Urap, Garangan, dan Trancam

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber kuliner. Di pulau jawa ada berbagai macam masakan yang enak untuk memuaskan selera Anda. Banyak makanan yang memiliki tampilan yang mirip atau sangat mirip, tetapi sebenarnya adalah makanan yang berbeda.

Perbedaan tiap makanan di Pulau Jawa tidak hanya pada tampilan dan rasanya saja. Perbedaan ini juga dikaitkan dengan filosofi. Berbicara tentang makanan jawa pasti sudah tidak asing lagi dengan rujak sayur jawa atau urap, yang biasa digunakan untuk lauk tumpeng mini, trancam dan gudangan. Penampakan ketiga makanan ini hampir sama, namun ketiganya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Urap

Urap merupakan hidangan yang terdiri dari berbagai sayuran rebus seperti daun kentucky, daun singkong, bayam, kacang panjang cincang, kubis dan tauge. Sayuran ini kemudian dibumbui dengan kelapa cincang kemudian dikukus dengan bawang putih, bawang merah, cabai merah, asam jawa, kencur, garam dan gula aren. Urap cocok disantap dengan nasi u dan ayam Lodho.

Trancam

Masakan ini berasal dari masakan Jawa Tengah. Trancam adalah sayuran dengan parutan kelapa yang sudah dibumbui. Perbedaan antara trancam, urap dan gudangan adalah sayuran tidak perlu direbus terlebih dahulu. Trancam biasanya digunakan saat berbagai sayuran dipotong-potong lalu dicampur dengan bumbu kelapa parut.

Garangan

Sekilas, penyimpanannya menyerupai salep. Hanya saja di gudang lebih banyak jenis sayur mayur yaitu wortel, korek api iris tipis, kangkung, sayur mayur, keningkir, kol, daun berutas, dll. Terkadang mentimun cincang dan kemangi dipotong-potong. Bumbu kemarau Gudan juga merupakan kelapa yang digiling dan dikukus dengan bumbu yang dihaluskan. Gudangan biasanya disajikan dengan telur rebus dan ayam kampung.

Itulah perbedaan salep, trancam dan gudang. Meski ketiganya memiliki tampilan yang mirip atau hampir identik satu sama lain, namun ketiganya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Dari beberapa makanan di atas, manakah yang paling Anda sukai?

Baca juga : Urap, Salad kearifan lokal yang menyehatkan

Awal Mula Masyarakat Indonesia Mengenal Gorengan

Makanan yang digoreng bukanlah makanan baru. Dalam buku "The History of Food" (2008), jenis makanan ini bahkan sudah ada di Mesir sejak 1200 SM. Berawal di Mesir, konsep gorengan menyebar ke seluruh dunia.

 

Tak heran jika ada berbagai jenis gorengan di seluruh dunia. Seperti tempura Jepang, Korea twigim, Inggris yang terkenal dengan fish and chips-nya, dan Amerika yang terkenal dengan ayam gorengnya. Bagaimana dengan gorengan Indonesia?

 

Di nusantara sendiri, gorengan ini dibawa oleh Tiongkok. Tiongkok memang memiliki pengaruh yang cukup besar dalam dunia kuliner Indonesia, dan mereka telah memperkenalkan berbagai jenis makanan seperti mie, bakso, nasi goreng dan gorengan, tidak terkecuali.

 

Baca juga : Mari lebih mengenal masakan peranakan di Indonesia

 

Cina memperkenalkan dua jenis penggorengan. Yaitu dengan menggunakan sedikit teknologi (kerabat) minyak. Dan juga menggoreng banyak minyak (zha). Teknik zha inilah yang menjadi dasar dari gorengan Indonesia.

 

Dulu, teknik memasak orang Indonesia hanya mengolah makanan melalui pengeringan, pengawetan, pengasapan, perebusan, dan pengukusan. Hal ini terlihat pada prasasti Jawa Kuno dan Bali Kuno.

 

Apalagi produksi minyak sawit Indonesia tidak tinggi. Setelah menggoreng minyak dalam jumlah besar, produksi minyak sawit mulai tumbuh.

 

Pada awal abad ke-20, minyak kelapa merupakan produk utama budidaya kelapa. Karena semakin diminati dan menjadi kebutuhan dalam negeri, minyak kelapa menjadi komoditas yang diperdagangkan.


Di Indonesia sendiri banyak jenis gorengan. Yang paling terkenal adalah ote-ote atau bahasa bakwan. Hidangan ini sering muncul di menu catering murah. Ini adalah adonan berbentuk bulat yang diisi dengan wortel, tiram, dan bahkan ayam.

5 Sticky Rice Based Indonesian Traditional Snacks

Talking about texture, some of the foods mentioned earlier have one basic ingredient in common, you know; namely glutinous rice which makes the dish chewy texture.

Not only in Indonesia, Thailand, for example, also uses sticky rice as a special food ingredient, such as mango sticky rice. But, no less delicious than mango sticky rice, traditional sticky rice snacks in Indonesia also has a more unique taste and even has various types, and often used in snack box jakarta.

Quoting various sources, here are 5 types of traditional Indonesian food made from sticky rice, it's chewy and fluffier!

 

  1. Gemblong

The first traditional Indonesian food made from sticky rice is gemblong. This food comes from Banten which is quite famous throughout the archipelago. This sweet-savory food is also popular in cold regions, such as Puncak or Bandung - served warm.

Gemblong is made from glutinous rice flour and covered in a slightly crunchy brown sugar layer. These snacks are the size of an adult's fist, and are brown in color. You can easily find this sweet snack in Jakarta, West Java and East Java. In East Java, this snack is also commonly referred to as cake getas.

 

  1. Lemper

Besides gemblong, lemper is also made from sticky rice. Usually contains shredded chicken meat, but in the past lemper was also made with the filling of seasoned grated young coconut.

It's quite easy to make - you need to cook the sticky rice first like rice. Then, add the lemper filling to the sticky rice. Before steaming, the sticky rice will be wrapped in banana leaves until it looks like rice cake. Furthermore, the lemper is cooked until cooked. Most delicious, the lemper is eaten while it is still warm. Chewy and tasty!

also read : The Difference Between Lontong and Ketupat

  1. Lalampa

This typical Gorontalo culinary looks almost like a lemper, it's just that it's bigger; as big as lontong. Lalampa is also a food wrapped in banana leaves, then grilled until fragrant.

The basic ingredients for making lalampa are similar to lemper, among others; glutinous rice, pandan leaves, coconut milk, tuna fish, and ground spices. Lalampa is also smeared with vegetable oil - to make the aroma stronger and the texture smoother.

also read about : The Differences Between Lontong and Arem-arem

  1. Uli

Another snack made from sticky rice is uli. The glutinous rice is cooked first, then pounded until the texture is chewy. This market snack can be enjoyed with sticky tape. So that the Betawi people know him with tape uli.

In contrast, in Central Java, this sticky rice is known as jadah. Jadah is eaten with tempeh or bacem tofu and bird's eye chilies. Uniquely, it is not just an ordinary snack, sticky rice is also a typical dish of Eid al-Fitr and Eid al-Adha in Jakarta.

also read : Onde-onde, Mochi in Indonesia Style

  1. Wajik

Wajik is made of steamed glutinous rice then cooked with a mixture of coconut milk and brown sugar. The diamonds are cooked using brown sugar, giving off a brown color that makes the food look so recognizable. This legit traditional food is usually given a light spread of oil so it won't stick. After that, the diamonds will be shaped or cut to make eating them easier.

Usually, people in Java cut diamonds in a square or parallelogram shape. The shape of the cut is what makes this legit food called the wajik.

also read : Awal Mula Masyarakat Indonesia Mengenal Gorengan